Salah satu problem negara-negara berkembang adalah masyarakatnya yang masih dalam posisi transisi menuju kemajuan. Di dalam masa transisi biasanya terdapat tarik menarik yang luar biasa antara keinginan untuk maju di satu sisi dan keinginan agar tetap mempertahankan atribusi yang selama ini telah mendarah daging. Biasanya yang menuntut perubahan menuju kepada kemajuan adalah segolongan kecil yang telah memiliki kesadaran untuk berubah. Sedangkan sebagian besar lainnya yang kebanyakan adalah masyarakat bawah memang belum memiliki kemampuan untuk berpikir perubahan. Kebanyakan mereka masih berpikir tentang kebutuhan ekonomi yang masih mendera kehidupannya.
Seperti diketahui bahwa budaya kerja memang banyak kaitannya dengan kelas menengah ke atas. Artinya bahwa yang bersentuhan langsung dengan aspek pelayanan kepada masyarakat kebanyakan adalah kaum terdidik yang memasuki sektor publik. Misalnya aparatur negara, pagawai swasta, pengusaha, dan sebagainya. Konsep budaya kerja sesungguhnya lebih banyak terkait dengan aspek pelayanan publik dalam suatu pekerjaan. Aparatur negara, misalnya adalah orang yang menjadi pelayan masyarakat dalam rangka melayani kepentingan masyarakat. Sebagai aparatur negara maka tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) adalah memberikan pelayanan prima untuk melayani kepentingan publik.
Di dalam kerangka untuk memberikan pelayanan yang baik kepada user atau pelanggan maka dipersyaratkan beberapa hal yang bisa menjadi basis bagi penciptaan budaya kerja yang tinggi. Syarat-syarat tersebut antara lain adalah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar